Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 21 Desember 2012

Mana Semangatmu?

Mengapa seorang anak melemahkan dirinya sendiri karena kekurangan?
Kekurangan bukan hal yang menghambat kemajuan diri. Kekurangan juga bukan
kenyataan yang dibuat untuk bahan candaan. Tapi lihatlah sekelilingmu banyak anak
tidak seberuntung kalian. Yang harus dilihat adalah bukan membandingkan kekurangan satu
dengan yang lain, tapi lihatlah kegigihan dan semangat mereka. Karena yakinlah bahwa dibalik
sebuah kekurangan pasti ada beribu-ribu kelebihan.
Read more...
separador

Motivasi Super Mario

Sebetulnya,
hidup ini sederhana, tapi kita sendiri yang merumitkannya
dengan rencana yang tidak kita laksanakan, dengan janji
yang tidak kita tepati, dengan larangan yang kita langgar.
Read more...
separador

Motivasi hidup

Memaksakan kehendak ingin menjadi sesuatu yang diinginkan memang baik, karena didalamnya terdapat upaya yang jelas untuk mewujudkannya. Namun ada banyak orang yang selalu gagal dalam bidang yang diinginkannya.
Jangan pernah berpikir kita bisa meraih kesuksesan yang sama seperti orang lain.
Ini adalah hal penting yang harus dipikirkan oleh semua orang, pada dasarnya kita tidak bisa meraih kesuksesan seperti orang lain karena zaman kita dengan orang lain pasti berbeda. Saya masih ingat bagaimana Indro "Warkop" berkata ketika diwawancara bahwa sebenarnya tidak ada lagi yang bisa menggantikan posisi Warkop, kalau bicara Warkop ya, Dono, Kasino dan Indro. Sama halnya dengan kesuksesan, kita tidak bisa menempel kesuksesan orang lain karena pada dasarnya kita punya jalan kesuksesan seperti orang lain, kalaupun ada kesamaan dalam jalan hidup, itu semata hanya karena kita terinspirasi dan berusaha mencari tahu kesamaan orang tersebut dengan diri kita.
Jadi buat apa terlalu sibuk memikirkan seperti orang lain, bila kita sendiri sebenarnya tidak memiliki potensi yang sama dengan orang lain.
Read more...
separador

Demokrasi Pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Banyak indikator telah menunjukkan bahwa mutu pendidikan kita masih sedemikian memprihatinkan. Rendahnya rata-rata NEM yang dapat dicapai oleh siswa dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas memberi petunjuk betapa rendahnya mutu pendidikan terhadap penguasaan bahan ajar yang dapat diserap.
Kesenjangan yang bertingkat juga terjadi dan dirasakan oleh masing-masing jenjang seperti halnya sering dilansir kalangan Perguruan Tinggi yang merasa bahwa bekal kemampuan lulusan SMA masih dipandang kurang memadai, selanjutnya di kalangan guru-guru SMA dirasakan betapa rendahnya kemampuan lulusan SMP, demikian selanjutnya guru-guru SMP juga mengeluh betapa lemahnya kemampuan para lulusan SD. Hal ini tentunya juga berlanjut yakni betapa masih banyaknya lulusan SD yang tak dapat melanjutkan ke SMP.
Ketika mutu pendidikan belum dapat teratasi, tantangan lain juga tengah muncul seperti angka putus sekolah sebagaimana yang telah disinggung di atas yang relatif tinggi, daya tampung sekolah yang masih sangat terbatas, angka pengangguran yang terus meningkat, lapangan kerja yang masih terbatas, dan seterusnya. Kesan-kesan sementara yang dapat ditangkap adalah bahwa pendidikan baru pantas dinikmati oleh sekelompok orang yang berduit. Kesan semacam ini tampak mencolok ketika sebuah sekolah dan perguruan tinggi favorit secara terbuka memberikan “kesempatan kepada siapapun” untuk menjadi siswa/mahasiswa sejauh mampu memberikan sejumlah dana yang ditawarkan. Sementara itu masyarakat awam tidak banyak memiliki infomasi tentang hak dan kriterianya untuk menuju kesana.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi pokok-pokok permasalahan yang muncul dalam penelitian ini, meliputi:
1.        Rendahnya mutu pendidikan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
2.        Kurangnya peluang masyarakat untuk menikmati pendidikan sesuai kemampuan dan kesempatan yang dimiliki.

C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti tidak mungkin meneliti berbagai masalah yang muncul berkenaan dengan proses pembelajaran dengan metode pembelajaran. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan, biaya, waktu, serta kesempatan untuk mengadakan penelitian secara mendetail. Untuk itu, batasan masalah dalam penelitian ini adalah masyarakat, pendidik, mutu pendidikan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, peneliti  dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1.        Bagaimana meningkatkan mutu pendidikan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa ?
2.        Bagaimana peluang masyarakat untuk menikmati pendidikan sesuai kemampuan dan kesempatan yang dimiliki ?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.        Untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
2.        Untuk mengetahui peluang masyarakat menikmati pendidikan sesuai kemampuan dan kesempatan yang dimiliki.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:
1.        Manfaat Teoritis
Menambah ilmu dan wawasan penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya demi terwujudnya tujuan pendidikan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
2.        Manfaat Praktis
a.         Bagi lembaga
Meningkatkan mutu sekolah dan memberikan sumbangsih bagi pengembangan pendidikan.
b.         Bagi mahasiswa
Sebagai tolak ukur dan bahan referensi mahasiswa sebagai calon guru.
c.         Bagi masyarakat umum
Menambah pengetahuan dan peran aktif masyarakat dalam pendidikan.








BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Demokrasi Pendidikan
Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan kemampuannya. Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal maupun vertikal.
Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada kecualinya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu: “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara vertikal ialah bahwa setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya (intelegensi, kesehatan, keadaan sosial, dan sebagainya). Di kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri handayani, suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan berkembang menurut kodratnya.
Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengelola pendidikan.
Sedangkan demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal yaitu :
1.        Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia
Demokrasi pada prinsip ini dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin persaudaraan hak manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama dan bangsa. Dalam pendidikan, nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan memandang perbedaan antara satu dengan yang lainnya baik hubungan antara sesama peserta didik atau hubungan dengan gurunya yang saling menghargai dan menghormati.
2.        Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat
       Dari prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena dengan pendidikan itu manusia akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih sehat, baik dan sempurna. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan persoalan-persoalannya sendiri secara teratur, sistematis dan komprehensif serta kritis sehingga anak didik memiliki wawasan, kemampuan dan kesempatan yang luas.
3.        Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama
       Dalam konteks ini, pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh kepentingan individu-individu lain. Dengan kata lain, seseorang menjadi bebas karena orang lain menghormati kepentingannya. Oleh sebab itu, tidak ada seseorang yang karena kebebasannya berbuat sesuka hatinya sehingga merusak kebebasan orang lain atau kebebasannya sendiri.
Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai bila setiap warga negara atau anggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga atau pikirannya untuk memanjukan kepentingan bersama karena kebersamaan dan kerjasama inilah pilar penyangga demokrasi. Berkenaan dengan itulah maka bagi setiap warga negara diperlukan hal-hal sebagai berikut :
1.    Pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah kewarganegaraan (civic), ketatanegaraan, kemasyarakatan, soal-soal pemerintahan yang penting;
2.    Suatu keinsyafan dan kesanggupan semangat menjalankan tugasnya dengan mendahulukan kepentingan negara atau masyarakat daripada kepentingan sendiri;
3.    Suatu keinsyafan dan kesanggupan memberantas kecurangan-kecurangan dan perbuatan-perbuatan yang menghalangi kemajuan dan kemakmuran masyarakat dan pemerintah.
B.   Prinsip-prinsip demokrasi dalam pendidikan
Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah antara lain :
1.    Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan
2.    Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan
3.    Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka
Dari prinsip-prinsip di atas dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi pendidikan itu sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat dan jenis masyarakat dimana mereka berada, karena dalam realitasnya bahwa pengembangan demokrasi pendidikan itu akan banyak dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat. Misalnya masyarakat agraris akan berbeda dengan masyarakat metropolitan dan modern, dan sebagainya.
Apabila yang dikemukakan tersebut dikaitkan dengan prinsip-prinsip demokrasi pendidikan yang telah diungkapkan, tampaknya ada beberapa butir penting yang harus diketahui dan diperhatikan,diantaranya :
1.    Keadilan dalam pemerataan kesempata belajar bagi semua warga negara dengan cara adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem politik yang ada;
2.    Dalam upaya pembentukan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik;
3.    Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional.
Sedangkan pengembangan demokrasi pendidikan yang berorientasi pada cita-cita dan nilai demokrasi, akan selalu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini :
1.    Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai luhurnya
2.    Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan berbudi pekerti luhur
3.    Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan kemampuan pribadinya, dalam rangka mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan dan kemajuan iptek tanpa merugikan pihak lain.
C.   Demokrasi pendidikan di Indonesia
Pengakuan terhadap hak asasi setiap individu anak bangsa untuk menuntut pendidikan pada dasarnya telah mendapatkan pengakuan secara legal sebagai-mana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 (1) yang berbunyi bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Oleh karena itu seluruh komponen bangsa yang mencakupi orang tua, masyarakat, dan pemerintah memiliki kewajiban dalam bertanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Mengenai tanggung jawab pemerintah secara tegas telah dicantumkan di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (3) yang menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
Terkait dengan pernyataan tersebut, sejak tanggal 8 Juli 2003 pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggantikan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 yang dianggap sudah tidak memadai lagi. Pembaharuan Sistem Pendidikan Nasioanal dilakukan untuk memperbarui visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tersebut secara tegas memperkuat tentang amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 tentang pendidikan.
Secara retorik kedua ayat tersebut, telah cukup dapat dipergunakan sebagai jawaban atas tuntutan reformasi di bidang pendidikan yakni diberinya peluang bahkan dalam batas tertentu diberikan kebebasan, kepada keluarga dan masyarakat untuk mendapatkan dan menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat serta sesuai dengan kondisi dan tuntuan lapangan kerja. Hal ini berarti bahwa intervensi pemerintah yang berlebihan dalam penyelenggaraan pendidikan perlu ditiadakan, dikurangi atau setidaknya ditinjau kembali hal-hal yang sudah tidak relevan.
Dalam kaitannya dengan masyarakat belajar (learning society) perlu diberikan kebebasan kepada masyarakat untuk dapat memilih belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan undang-undang dan falsafah negara. Demikian pula halnya dengan pelaksanaan prinsip belajar seumur hidup.
Selama ini memang kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan telah menuju pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga secara konseptual pemerintah telah melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan undang-undang. Namun secara realitas masih cukup banyak diantara kelompok usia sekolah yang tidak/belum dapat menikmati pendidikan karena alasan tertentu baik karena ketidakterjangkauan biaya, tempat maupun kesempatan, sehingga hak mereka seolah “terampas” dengan sendirinya. Sebenarnya bangsa Indonesia telah menganut dan mengembangkan asas demokrasi dalam pendidikan sejak diproklamasikannya kemerdekaan hingga sekarang. Hal ini terdapat dalam :
1.    UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2.
2.    Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5, 6, 7 dan pasal 8 ayat 1, 2 dan ayat 3.
3.    Garis-garis Besar Haluan Negara di Sektor Pendidikan.
D.   Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Salah satu penghambat dalam pendidikan di Indonesia adalah munculnya beberapa masalah. Padahal pendidikan merupakan cara yang utama dalam peningkatan mutu SDM Indonesia. Kali ini masalah yang muncul dalam pembahasan makalah demokrasi pendidikan di Indonesia meliputi :
a.         Rendahnya partisipasi masyarakat
UUSPN pasal 54 ayat 2 menyatakan bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Setelah dijelaskan di atas tentang undang-undang yang menerangkan pentingnya partisipasi masyarakat. Tapi dalam praktiknya peran masyarakat dalam pendidikan rendah. Misalnya masih rendahnya pemikiran masyarakat tentang pentingnya pendidikan, ada kalanya dalam hal kegiatan sekolah kadang kala orang tua kurang mendukung dalam kegiatan sekolah tersebut, dan lain-lain.

b.        Rendahnya inisiatif kebijakan yang kurang demokratis
Telah dijelaskan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan. Kebijakan Pemerintah ini kurang demokratis dalam hal kurang meratanya pendidikan. Pemerintah hanya mempertimbangkan potensi pendidikan secara nasional. Padahal setiap daerah potensi dalam hal pendidikan berbeda-beda. Masalah ini menimbulkan kurang demokratisnya kebijakan pemerintah.

c.         Tantangan kehidupan global
Lambat laun semua hal mengalami perkembangan. Salah satunya dalam hal pendidikan. Pendidikan juga mengalami perkembangan secara global. Buktinya pemerintah kita menyempurnakan kurikulum yang dulunya hanya menyangkut kognitif saja. Sekarang terdiri aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Lebih khusus dalam hal demokrasi pendidikan juga mengalami perkembangan. Tapi hal-hal yang terkait dalam pendidikan belum mengikuti perkembangan global.
E.   Usaha Dalam Penyelesaian Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Dalam menyelesaikan permasalah pendidikan di Indonesia terdapat beberapa usaha, antara lain sebagai berikut :
a.    Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan standar kompetensi pendidikan misalnya dengan penyempurnaan kurikulum, pelaksanaan paradigma pendidikan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan dasar Negara Indonesia yaitu pancasila yang didalamnya mengandung unsur-unsur pendidikan yang Berketuhanan, Berkemanusiaan, dan Berbudi pekerti luhur dengan diterapkannya paradigma ini maka demokrasi pendidikan akan dapat diwujudkan.
b.    Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan misalnya kebijakan pemerintah dengan mencananangkan DANA BOS (bantuan operasional sekolah) ini sangat bermanfaat untuk perbaikan gedung-gedung sekolah, menambah media belajar siswa, untuk memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai, menambah referensi buku-buku perpustakaan, membuat laboratorium praktek sesuai standar selain DANA BOS ada juga beasiswa bagi anak yang orang tuanya kurang mampu maupun anak yang berprestasi baik, ini sangat membantu kelangsungan pendidikan mereka.
c.    Peningkatan relevansi pendidikan mengandung arti karena ada ketidakserasian antara hasil pendidikan (output) dengan kebutuhan dunia kerja. Yang menjadi masalah utama karena ketrampilan yang di miliki tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Sehingga sekarang banyak berdiri sekolah-sekolah kejuruan yang mencetak siswa untuk dapat mempunyai ketrampilan sesuai profesi yang diinginkan. Misal  STM, SMK, Sekolah ketrampilan.
d.    Untuk mengatasi rendahnya kualitas guru pemerintah sekarang mengeluarkan kebijakan bahwa guru SD minimal harus S1 (strata 1) dan dalam proses belajar mengajar harus sesuai dengan kode etik guru untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan,serta guru itu tidak hanya mengajar tetapi harus memberi contoh yang baik atau teladan bagi siswa-siswanya.
e.    Untuk mengatasi rendahnya kesejahteraan guru sekarang pemerintah menaikkan gaji guru berupa gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi dan lain-lain, sehingga dengan meningkatkan kesejahteraan guru diharapkan guru itu dapat mencintai profesinya dengan utuh artinya guru itu tidak akan mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan jadi dapat berkonsentrasi dalam proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar.
F.    Pentingnya Kepemimpinan yang Demokrasi pada Pendidikan di Indonesia
Praktek kepemimpinan yang demokratis ialah membantu guru-guru memandang dirinya secara positif, memungkinkan untuk menerima mereka sendiri dan orang-orang lain serta memberikan kesempatan yang luas untuk mengidentifikasikan diri dengan teman-teman seprofesinya.
Penggunaan metode kepemimpinan yang demokratis dalam pendidikan memungkinkan guru-guru untuk membina kelas secara demokratis dengan meletakkan titik berat pada aktifitas bersama dengan penghargaan akan keperluan, integrasi dan potensi semua anggota kelas. Kelas yang demikian menyadiakan kesempatan luas untuk memperoleh sukses dan hasil yang kreatif.
Pada era globalisasi ini pendidikan kepemimpinan hendaknya lebih diperhatikan. Guru-guru yang merasakan suasana kerja yang demokratis akan mempunyai kecenderungan untuk menciptakan suasana yang sama dalam kelasnya. Adalah sangat penting untuk secara terus-menerus menganalisis dan merumuskan kembali nilai-nilai demokrasi, sebab hasilnya akan menentukan masa yang akan datang.












BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Demokratisasi pendidikan merupakan suatu kebijakan yang sangat didamba-kan oleh masyarakat. Melalui kebijakan tersebut diharapkan peluang masyarakat untuk menikmati pendidikan menjadi semakin lebar sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang dimiliki. Jurang pemisah antara kelompok terdidik dan belum terdidik menjadi semakin terhapus, sehingga informasi pembangunan tidak lagi menjadi hambatan. Ungkapan pendidikan untuk semua dan semuanya untuk pendidikan diharapkan bukan sekedar wacana tetapi sudah harus merupakan komitmen pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkannya.
Dengan demikian isu tentang besarnya putus sekolah, elitisme, ketidakterjangkauan dalam meraih pendidikan, dan seterusnya dapat terhapus dengan sendirinya.
B.       Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah wawasan kita tentang Demokrasi Pendidikan di Indonesia. Dengan mengetahui demokrasi pendidikan kita akan menjadi manusia yang demokrasi baik dalam pendidikan dan hal-hal yang lainnya dalam penyelesaian masalah dengan demokratis.
Dari pembahasan materi ini kami mengalami beberapa kendala dalam penyusunan makalah ini. Maka ada beberapa kesalahan oleh kami atau kekurangan. Oleh karena itu kami juga membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Prasetya, Tri. 2000. Filsafat Pendidikan. Bandung:  CV Pustaka Setia

Read more...
separador

RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah                       : SDN Genengan 2
Mata Pelajaran          : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas / Semester        : III / I
Alokasi Waktu           : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)


A.      Standar Kompetensi
1.    Mengamalkan makna Sumpah Pemuda.

B.       Kompetensi Dasar
1.2  Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari.

C.      Indikator
1.    Menjelaskan arti nilai-nilai Sumpah Pemuda.
2.    Menyebutkan contoh melaksanakan nilai Sumpah Pemuda di lingkungan rumah dan sekolah.
3.    Menyebutkan contoh melaksanakan nilai Sumpah Pemuda di lingkungan masyarakat.

D.      Tujuan Pembelajaran
1.    Siswa dapat menjelaskan arti nilai-nilai Sumpah Pemuda.
2.    Siswa dapat menyebutkan contoh melaksanakan nilai Sumpah Pemuda di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
3.    Siswa dapat menyebutkan contoh melaksanakan nilai Sumpah Pemuda di lingkungan masyarakat.

v  Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline), Tekun (diligence), Tanggung jawab (responsibility), Ketelitian (carefulness), Kerja sama (Cooperation), Toleransi (Tolerance), Percaya diri (Confidence), Keberanian (Bravery)

E.       Materi Pokok
Nilai-nilai Sumpah Pemuda

F.       Model Pembelajaran
Kooperatif Learning
Metode Pembelajaran
·      Ceramah
·      Diskusi
·      Tanya jawab
·      Pemberian tugas

G.      Kegiatan Pembelajaran
No
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
Siswa
Waktu
1.
Kegiatan Awal
a.    Mengucapkan salam dan berdoa
b.    Absensi siswa
c.    Menyampaikan judul materi serta tujuan pembelajaran
d.   Apersepsi: guru bersama siswa menyanyikan lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”

Klasikal
10 menit
2.
Kegiatan Inti 
a.     Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
·      Tanya jawab tentang nilai-nilai Sumpah Pemuda.
·      Siswa merumuskan tentang nilai-nilai Sumpah Pemuda.
b.      Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
·      Guru menjelaskan nilai-nilai Sumpah Pemuda.
·      Tanya jawab tentang nilai-nilai Sumpah Pemuda.
·      Guru menyebutkan contoh melaksanakan nilai Sumpah Pemuda di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
·      Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok.
·      Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya.
·      Memberikan tugas individu.


c.       Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
·      Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
·      Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan




Klasikal

Klasikal



Klasikal

Klasikal


Klasikal




Kelompok

Kelompok


Individu






Klasikal


Klasikal



50 menit
3.
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
·      Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diberikan.
·      Guru memberikan pesan dan nasehat yang terkait dengan materi.
·      Salam penutup.
Klasikal
10 menit

H.      Media dan Sumber Belajar
·       Media : Gambar
·       Sumber Belajar : Buku PKn Kelas III dan buku penunjang yang relevan.

I.         Penilaian
·      Teknik : tes tertulis, lisan dan penugasan
·      Bentuk instrumen : lembar penilaian produk

J.        Lampiran
1.    Materi pokok
2.    Lembar kerja kelompok
3.    Lembar kerja individu
4.    Kunci jawaban
5.    Pedoman penilaian









                                                                                                ............, ......................20 ...
        Mengetahui                                                                               
        Guru Pamong                                                                Mahasiswa Praktek



       DAMI ASTUTIK                                                          GALIH HANA SATYA N
NIP : 19580528198112 200 2                                         NIP : 09141088



Kepala SDN Genengan 2




SUWASTO
NIP : 19580416197803 1 006

















Lampiran 5. Pedoman Penilaian

A.      Format Penilaian Produk
No
Nama Siswa
No Soal Uraian
Jumlah Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
1.
REGITA  GEELING DWI P.
100
2.
ALIF NUR HIDAYAH
100
3.
ANAS DWI SETYA U.
100
4.
DEBBY ANGGUN V. S.
100
5.
DEVI WITHA  A.
100
6.
DEVITA PUSPA SARI
100
7.
DHEVICA ANGGI S.
100
8.
DYNDA TRIANA DEWI
100
9.
FRANKY KURNIA PUTRA
100
10.
HAFIZH HAZMI ALFAUZI
100
11.
HARNIA NURLITA
100
12.
HENDRIK FATKUR R.
100
13.
HERA TATAS PERDANA P.
100
14.
IQBAL ALWI QURROIS
100
15.
MAULANA OKTAVIA W.
100
16.
M. DIYAS SAPUTRA
100
17.
M. FATIH RAMADHAN
100
18.
RUSIN EFENDY UTAMA
100
19.
SANDY AKBAR Z.
100
20.
ZULFANI DEBIANSYAH
100
21.
CHENZA DIOFANTA S.
100
PENSKORAN : B x 100
       8


B.     Format Penilaian Proses
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.



2.
Kerjasama



Partisipasi
bekerjasama
kadang-kadang kerjasama
tidak bekerjasama

aktif  berpartisipasi
kadang-kadang aktif
tidak aktif
4
2
1

4
2
1


Rumus Penilaian Proses
NP = N1 + N2 x 10


C.      Lembar Penilaian
No
Nama Siswa
Performan
Proses
Produk
Nilai
Kerjasama
Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
REGITA  GEELING DWI P.
ALIF NUR HIDAYAH
ANAS DWI SETYA U.
DEBBY ANGGUN V. S.
DEVI WITHA  A.
DEVITA PUSPA SARI
DHEVICA ANGGI S
DYNDA TRIANA DEWI
FRANKY KURNIA PUTRA
HAFIZH HAZMI ALFAUZI
HARNIA NURLITA
HENDRIK FATKUR R.
HERA TATAS PERDANA P
IQBAL ALWI QURROIS
MAULANA OKTAVIA W.
M. DIYAS SAPUTRA
M. FATIH RAMADHAN
RUSIN EFENDY UTAMA
SANDY AKBAR Z.
ZULFANI DEBIANSYAH
CHENZA DIOFANTA S.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
60
80
80
80
80
80
80
80
60
60
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
80
90
90
90
90
90
90
90
80
80

Nilai Akhir = Nilai Produk + Nilai Proses


 
2












Lampiran 1. Materi Pokok



Peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 menyadarkan bangsa Indonesia untuk bersatu mengusir penjajah. Peristiwa itu juga memiliki nilai-nilai yang patut diteladani.
1.        Cinta Tanah Air
Merupakan perwujudan pengalaman sila ketiga Pancasila.
2.        Kegotongroyongan
Gotong royong mencerminkan sikap bersatu dan saling membantu. Kegiatan gotong royong dapat meningkatkan rasa persatuan.
3.        Musyawarah
Musyawarah merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Mari kita teladani kebiasaan bermusyawarah untuk mufakat.
4.        Kekeluargaan
Semangat kekeluargaan dapat diterapkan di mana saja.
5.        Persatuan
Persatuan telah membuat bangsa kita kokoh. Dengan persatuan pula, bangsa kita mampu mengusir penjajah. Oleh karena itu, kita harus menjaga persatuan agar mampu menghadapi berbagai ancaman dan tantangan.
6.        Kerukunan
Kerukunan menciptakan suasana nyaman dan harmonis.

Ø  Melaksanakan Nilai-Nilai Sumpah Pemuda
a.    Lingkungan Keluarga
1.    Mendengarkan nasihat orang tua
2.    Membersihkan rumah bersama-sama
3.    Menyelesaikan masalah keluarga dengan musyawarah
b.    Lingkungan Sekolah
1.    Giat belajar meraih cita-cita
2.    Bergotong-royong
3.    Bermusyawarah
c.    Lingkungan Masyarakat
1.    Menghormati orang yang berbeda suku dengan kita
2.    Tidak mencampuri urusan orang lain
3.    Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
4.    Saling bertenggang rasa dan mudah memberi maaf












Lampiran 2. Lembar Kerja Kelompok


Lembar Kerja Kelompok

Mata Pelajaran           : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas / Semester        : III / I
Materi                        : Nilai-nilai Sumpah Pemuda



Petunjuk Umum:
1.        Berdoalah sebelum mengerjakan Lembar Kerja Kelompok
2.        Tulislah nama kelompok dan anggota kelompok pada kolom yang telah tersedia!
3.        Lakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk dan diskusikan bersama kelompokmu!

Nama Kelompok  :
Nama Anggota     : 1.
                               2.
                               3.
                               4.
  5.
  6.
  7.

Diskusikan secara kelompok kemudian kerjakan soal di bawah ini!






Lampiran 3. Lembar Kerja Individu


Lembar Kerja Individu

Mata Pelajaran           : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas /  Semester       : III / I
Materi                        : Nilai-nilai Sumpah Pemuda


A.  Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, atau c!
1.    Kita tidak boleh mementingkan kepentingan....
a.    Pribadi
b.    Orang lain
c.    Masyarakat
2.    Teman yang kurang mampu kita harus....
a.    Jauhi
b.    Musuhi
c.    Tolong
3.    Kita harus bergaul dengan teman yang....
a.    Seagama
b.    Sedaerah
c.    Tidak membeda-bedakan satu sama lain
4.    Salah satu contoh pengamalan nilai Sumpah Pemuda adalah....
a.    Menghargai pendapat orang lain
b.    Tidak mau membantu teman yang sedang susah
c.    Tidak mengikuti upacara bendera
5.    Jiwa persatuan dan kesatuan dapat dikembangkan sejak....
a.    Masa kecil
b.    Masuk sekolah
c.    Masa remaja

B.  Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1.    Sebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda?
2.    Berilah 2 contoh perwujudan sikap peduli kemanusiaan?
3.    Berilah 3 contoh melaksanakan nilai-nilai Sumpah Pemuda di lingkungan masyarakat?









Lampiran 4. Kunci Jawaban


Kunci Jawaban

Mata Pelajaran           : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas /  Semester       : III / I
Materi                        : Nilai-nilai Sumpah Pemuda


Lembar Kerja Kelompok
1.        Lingkungan Sekolah
a.       Giat belajar meraih cita-cita
b.      Bergotong royong membersihkan halaman sekolah
c.       Mengikuti upacara bendera
2.        Lingkungan Keluarga
a.       Membersihkan rumah bersama-sama
b.      Mendengarkan nasihat orang tua
c.       Tidak melawan/berani pada orang tua
3.        Lingkungan Masyarakat
a.       Saling bertenggang rasa sesama tetangga
b.      Bekerja bakti membersihkan lingkungan
c.       Menghormati orang yang berbeda agama, suku dan jenis kelamin


Lembar Kerja Individu
A.      Pilihan Ganda
1.      a. Pribadi
2.      c. Tolong
3.      c. Tidak membeda-bedakan satu sama lain
4.      a. Menghargai pendapat orang lain
5.      a. Masa kecil
B.       Isian
1.      a. Cinta tanah air
b. Kegotongroyongan
c. Musyawarah
d. Kekeluargaan
e. Persatuan
f. Kerukunan
2. a. Membantu korban bencana alam
     b. Mendonorkan darah
3.  a. Saling bertenggang rasa sesama tetangga
     b. Bekerja bakti membersihkan lingkungan
c. Menghormati orang yang berbeda agama, suku dan jenis kelamin






Read more...
separador

Followers